KONSEP KAUSAL EPIDEMIOLOGI
KONSEP KAUSAL EPIDEMIOLOGI
Nusantaracerdass- Merupakan prinsip sebab-akibat yang ilmunya dan pengetahuan yang secara otomatis bisa diketahui tanpa membutuhkan pengetahuan dan perantaraan ilmu yang lain; bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya akibat sesuatu atau berbagai hal lain yang mendahuluinya.
Nusantaracerdass- Merupakan prinsip sebab-akibat yang ilmunya dan pengetahuan yang secara otomatis bisa diketahui tanpa membutuhkan pengetahuan dan perantaraan ilmu yang lain; bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya akibat sesuatu atau berbagai hal lain yang mendahuluinya.
Pengertian penyebab penyakit dalam epidemiologi berkembang dari rantai sebab akibat ke suatu proses kejadian penyakit, yaitu proses interaksi antara manusia (Host) dengan berbagai sifatnya (biologis, filosofis, psikologis, sosiologis, antropologis) dengan penyebab (Agent) serta dengan lingkungan (Environment). Dalam teori keseimbangan, maka interaksi antaraketiga unsur tersebut harus dipertahankan keadaan keseimbanganya, dan bila terjadi gangguan keseimbangan antara ketiganya, akan menyebabkan timbulnya penyakit tertentu/ masalah kesehatan.
Hubungan kausal adalah hubungan antara dua atau lebih variabel, dimana salah satu atau lebih variable tersebut merupakan variabel penyebab kausal (primer dan sekunder) terhadap terjadinya variabel lainnya sebagai hasil akhir dari suatu proses terjadinya penyakit. Penyebab penyakit dapat dikategorikan menjadi model kausa tunggal dan kausal majemuk.
Model Kausal tunggal atau dikenal dengan model tunggal (monokausal) yaitu konsep penyakit dimana penyakit hanya disebabkan oleh satu penyebab. Sementara Model Kausal Majemuk (multikausal) adalah konsep penyebab penyakit dengan penyakit memiliki lebih dari satu penyebab. Model kausalitas penyakit sangat bervariasi sejalan dengan perkembangan ilmu epidemiologi ,
Kriteria Kausalitas Menurut Bradford Hill terdiri atas :
- Kekuatan Asosiasi : Adalah korelasi yang kuat cenderung bersifat kausal korelasi yang lemah bersifat nonkausal (tidak selalu benar). Kekuatan asosiasi ini menjelaskan bahwa semakin kuat asosiasi, maka semakin sedikit hal tersebut dapat merefleksikan pengaruh dari faktor-faktor etiologis lainnya. Kriteria ini membutuhkan juga presisi statistik (pengaruh minimal dari kesempatan) dan kekakuan metodologis dari kajian-kajian yang ada terhadap bias (seleksi, informasi, dan kekacauan).
- Temporalitas : yaitu kemampuan untuk mendirikan kausa dugaan bahkan pada saat efek sementara dari sebuah penyakit diperkirakan akan muncul, ada anggapan bahwa kausa mendahului efek (akibat).
- Dose response/efek dosis-respon : adalah kondisi dimana ketika pajanan meningkat, kemungkinan terjadinya hasil akhir juga meningkat.
- Reversibilitas : Penurunan pajanan terhadap kausa diikuti penurunan kejadian penyakit.
- Konsistensi : Jika kondisi yang sama terus terlihat pada sejumlah populasi yang berbeda berdasarkan tipe-tipe penelitian epidemiologi yang berbeda. Konsistensi menjelaskan replikasi dari temuan oleh investigator yang berbeda, saat yang berbeda, dalam tempat yang berbeda, dengan memakai metode berbeda dan kemampuan untuk menjelaskan dengan meyakinkan jika hasilnya berbeda.
- Biological plausibility : adalah perubahan yang meningkat dalam konjungsi dengan perubahan kecocokan dalam penularan verifikasi terhadap hubungan dosis-respon, konsisten dengan model konseptual yang dihipotesakan harus ada penjelasan yang rasional untuk korelasi yang terlihat antara pajanan dan outcome.
- Specificity : yaitu keadaan dimana satu penyebab menimbulkan satu efek terdapat hubungan yang melekat antara spesifisitas dan kekuatan penularan penyakit, yang mana semakin akurat dalam mendefinisikan penyakit dan penularannya, semakin kuat hubungan yang diamati tersebut. Tetapi, fakta bahwa satu agen berkontribusi terhadap beberapa penyakit menular dan agent tersebut saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
- Analogy : yaitu hubungan sebab akibat sudah terbukti untuk penyabab atau penyakit serupa.
Berdasarkan kriteria Kausalitas Bradford Hill diatas, maka Penilaian hubungan kausalitas penyakit menular dapat dilakukan dengan melihat interaksi antara pola hubungan kausal dengan menperhatikan ketiga aspek berikut :
- Faktor keterpaparan memegang peranan penting dalam timbulnya penyakit.
- Setiap perubahan pada variabel yang merupakan unsur penyebab akan diikuti oleh perubahan pada variabel lainnya sebagai akibat/ hasil akhir proses.
- Hubungan antara timbulnya penyakit (hasil akhir) serta proses keterpaparan tidak tergantung atau tidak harus dipengaruhi oleh faktor lainnya diluar variabel hubungan tersebut.
REFERENSI :
Dr. Irwan SKM. M,Kes. 2017. Epidemiologi Penyakit Menular. CV Absolute Media
0 Response to "KONSEP KAUSAL EPIDEMIOLOGI"
Posting Komentar