Keutamaan Berpuasa 2 Hari Sebelum Hari Raya Idul Adha
Kelebihan dan Keutamaan Berpuasa 2 Hari Sebelum Hari Raya Idul Adha 1441 H : Puasa Tarwiyah dan Arafah di Bulan Dzulhijjah.
Nusantaracerdass - Hari raya idul adha merupakan sebuah hari raya besar dalam umat islam, Hari raya idul adha dirayakan untuk mengenang atas ibadah nabi Ibrahim, menghadapi ujian dan cobaan berat yang Allah berikan. Allah menguji sebuah keimanan dan ketaqwaan nabi Ibrahim melalui mimpinya yang nyata, didalam mimpinya Allah SWT memerintahkan agar Ibrahim mengorbankan putra kesayanganya ( Ismail AS) untuk disembelih.
Semua kejadian tersebut terdapat didalam Alquran (surah As-saffat : 102). Yang berbunyi :
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Artinya : “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari Rahimahullah, dari Ibnu 'Abbas Radhiyallahu 'Anhuma bahwa Nabi ﷺ bersabda, “Tidak ada hari di mana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu: sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah." Mereka bertanya, "Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah?". Beliau menjawab, "Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apa pun"
Melakukan ibadah puasa selama hari-hari tersebut atau pada sebagiannya tentunya merupakan amalan-amalan yang disyariatkan oleh Rasulullah ﷺ. Hari Raya Idul Adha pada tahun 2020 atau tanggal 10 Dzulhijah 1441 H telah ditetapkan pada tanggal 31 Juli 2020. Puasa sunnah yang dilakukan sebelum Idul Adha dilakukan pada awal bulan Dzulhijah hingga tanggal 7 Dzulhijah, diikuti dengan puasa Tarwiyah pada 8 Dzulhijah dan puasa Arafah pada 9 Dzulhijah. Pada artikel kali ini kita akan lebih mendalami puasa Tarwiyah dan puasa Arafah
1. Puasa Tarwiyah
Niat Puasa Tarwiyah, 8 Dzul Hijjah |
Puasa Tarwiyah merupakan puasa yang dilakukan pada Hari Tarwiyah, yaitu hari kedelapan dari bulan Dzulhijjah, Mungkin teman-teman sering mendengar atau membaca tentang hadits di bawah ini :
“Puasa pada hari tarwiyah menghapuskan (dosa) satu tahun, dan puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun”. Diriwayatkan oleh Imam Dailami di kitabnya Musnad Firdaus dari jalan Abu Syaikh dari ; Ali bin Ali Al-Himyari dari ; Kalbiy dari ; Abi Shaalih dari ; Ibnu Abbas marfu’ (yaitu sanadnya sampai kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam)
Hadits di atas tidak bisa dijadikan sebagai dalil dikarenakan derajat dari hadits diatas adalah Maudlu’ atau Palsu dikarenakan Hadits tersebut membawa 2 penyakit, yang dapat dibaca lebih lanjut dalam kitab-kitab Jarh Wat Ta’dil. Sehingga Hadits tentang keutamaan puasa Tarwiyah itu palsu, Hanya saja bila teman-teman ingin berpuasa di sembilan hari awal Dzulhijjah tanpa mengkhususkan hari tarwiyah, maka ia adalah sunnah, sebagimana perkataan Ummul Mu‟minin Hafsoh radhiyallahu ‘anha:
“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam puasa Asyura, sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah, dan tiga hari pada setiap bulan.” (HR. Nasai 2372, Ahmad 5/271, Baihaqi 4/284. Dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih Abu Dawud 2106
2. Puasa Arafah
Niat Puasa Arafah, 9 Dzul Hijjah |
Puasa Arafah didefinisikan sebagai puasa sunnah yang dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijah. Tanggal ini merupakan waktu pelaksanaan ibadah wukuf di Arafah yang dilakukan oleh jamaah haji, oleh karena itulah dinamakan sebagai puasa Arafah. Puasa arafah ini dilaksanakan bagi mereka yang sedang tidak melakukan ibadah haji Bagi yang mengerjakannya dijanjikannya ampunan dosa setahun yang telah lalu dan setahun lagi yang akan datang. Hal ini sebagaimana sabda Nabi ﷺ :
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
“… Dan puasa pada hari Arafah –aku mengharap dari Allah- menghapuskan (dosa) satu tahun yang telah lalu dan satu tahun yang akan datang. Dan puasa pada hari „Asyura‟ (tanggal 10 Muharram) –aku mengharap dari Allah menghapuskan (dosa) satu tahun yang telah lalu”. [Shahih riwayat Imam Muslim (3/168), Abu Dawud (no. 2425), Ahmad (5/297, 308, 311), Baihaqi (4/286) dan lain-lain]. Menurut ulama : Dosa-dosa yang dihapuskan di sini adalah dosa-dosa yang kecil. Wallahu a’lam
Njengkepi Parikan!
�� �� ��
BalasHapus